Jakarta, CNBC Indonesia – Besarnya jumlah diaspora asal Indonesia bisa berkontribusi besar bagi perekonomian, baik dari aktivitas keuangan, investasi, hingga perdagangan. Dengan jumlah mencapai 8 juta yang tersebar di seluruh dunia, diaspora menjadi aset bagi pembangunan ekonomi nasional.
Salah satu diaspora pengusaha di Busan, Korea Selatan berhasil mengembangkan bisnis kuliner Indonesia. Nuraini Widyaningsih menceritakan bahwa dalam menjalankan bisnis kuliner di Korea Selatan, dia harus melalui beberapa tahapan.
Pertama adalah mendaftarkan tempat bisnis yang sudah dipilih ke pemerintah daerah setempat. Pendaftaran dilakukan karena tidak semua tempat bisa dijadikan untuk usaha rumah makan.
“Awalnya sebelum kita beli atau kontrak tempat tersebut, alamatnya akan dibawa ke pemerintah daerah setempat. Kita akan cari tahu tempat itu bisa dijadikan rumah makan atau kafe. Setelah dikonfirmasi, ternyata bisa, baru kita akan melakukan kontrak (tempat itu),” papar dia dalam BNI Global Diaspora Week, Rabu (27/4/2022).
Setelah tempat tersebut dilaporkan, pihak pemerintah daerah akan meninjau tempat tersebut. Adapun setelah tempat disetujui, dia bisa mendaftarkan usahanya.
Setelah itu, lanjut Nuraini, para pelaku usaha perlu menerapkan berbagai instalasi keamanan ketika tempat yang dijadikan usaha memiliki luas lebih dari 3×3 m2, seperti pemadaman kebakaran.
“Pertama itu untuk gas, kedua untuk lessons pemadam kebakaran, yang ketiga pergi ke puskesmas untuk tes kesehatan. Setelah lengkap, itu kita daftarkan ke pemda setempat. Setelah dapat nomor usaha, kita datang ke kantor pajak untuk mendaftarkan NPWP,” jelas Nuraini.
Lebih lanjut, dia memaparkan, agar produk kuliner bisa diterima oleh lidah masyarakat Korea Selatan, diperlukan penyesuaian tanpa mengurangi cita rasa makanan.
“Kalau untuk makanan Indonesia dengan bumbu yang khas begitu kental biasanya untuk customer yang datang, orang Korea, langsung akan kita kurangi bumbunya. Karena rempah-rempah di Korea jarang dipakai,” tegas dia.
Selain masyarakat Korea Selatan, Nuraini mengungkapkan, ada warga negara asing yang sempat mampir ke tempat usahanya, seperti WNA dari Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman. Menurut Nuraini, para WNA mendapatkan informasi dari internet.
“Mereka kenal Indonesia dengan nasi goreng. Mereka ingin tahu seperti apa fried rice. Ada juga mereka pernah pergi wisata ke Bali dan mereka kangen dengan masakan Indonesia dan pernah mencoba juga di sini,” pungkasnya.
sumber : https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20220427165825-25-335439/gini-serunya-diaspora-pasarkan-kuliner-indonesia-di-korsel